Context-awareness adalah kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-paramet itu.
Tiga hal yang menjadi perhatian sistem context-aware menurut Albrecht Schmidt, yaitu;
- The acquisition of context. Halini berkaitan dengan pemilihan konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks yang diinginkan, sebagai contoh ; pemilihan konteks likasi,dengan penggunaan suatu sensor lokasi tertentu (misal : GPS) untuk melihat situasi atau posisi lokasi tersebut.
- The abstraction and understanding of context. Pemahaman terhadap bagaimana cara konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi nyata, bagaimaa informasi yang dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan kinerja aplikasi dan bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap inputan dalam suatu konteks.
- Application behaviour based on the recognized context. Terakhir, dua hal yang paling penting adalah bagaimana pengguna dapat meahami sistem dan tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya serta bagaimana caranya memberikan kontrol penuh kepada pengguna terhadap sistem.
Empat kategori aplikasi context-awareness menurut Bill N. Schilit, Norman Adams, dan Roy Want, yaitu ;
- Proximate selection. Proximate selection adlah sebuah teknik antarmuka yang memudahkan pengguna dalam memilih atau melihat lokasi objek (benda atau manusia) yang berada di dekatnya dan mengetahui posisi lokasi dari user itu sendiri. Ada dua variabel yang berkaitan dengan proximate selection ini, yaitu locus dan selection, atau tempt dan pilihan.
- Automatic contextual reconfiguratin. Aspek terpenting dari salah satu contoh kasus sistem context-aware ini adalah bagaimana konteks yang digunakan membawa perbedaan terhadap konfigurasisistem dan bagaimana cara antar setiap komponen berinteraksi. Sebagai contoh, penggunaan virtual whiteboard sebagai salah satu inovasi automatic recinfiguration yang menciptakan ilusi pengaksesan virtual objects sebagai layaknya fisik suatu benda. Contextual reconfiguration juga bisa diterapkan pada fungsi sistem operasi, sebagai contoh, sistem operasi suatu komputer A bisa memanfaatkan memori komputer lainya yang berada didekatnya untuk melakukan back-up data sebagai antisipasi jika power komputer A melemah.
- Contextual information and commands. Kegiatan manusia bisa di prediksi dari situasi atau lokasi dimana mereka berada. Sebagai contoh, ketika beada di dapur, maka kegiatan yang dilakukan pada lokasi tersebut pasti berkaitan dengan memasak. Hal inilah yang menjadi dasar dari tujuan contextual information and commands, dimana informasi-informasi tersebut dan perintah yang akan dilaksanakan disimpan ke dalam sebuah directory tertentu. Setiap file yang berada di dalam directory berisi locations and contain files, programs, and links. Ketika seorang user berpindah dari suatu ke lokasi lainya, maka browser juga akan langsung mengubah data lokasi di dalama directory. Sebagai contoh, ketika user berada dikantor, maka user akan melihat agenda yang harus dilakukan. Ketika user bralih ke dapur user tersebut akan melihat petunjuk untuk membuat kopi dan data penyimpanan kebutuhan dapur.
- Context-triggered actions. Cara kerja context-triggered actions sma dengan aturan sederhana IF-THEN. Informasi yang berada pada klausa kondisi akan memacu perintah aksi yang harus dilakukan. Kategori sistem context-aware ini bisa dikatakan mirip aturan-aturan kondisi yang harus jelas dan spesifik untuk mamacu aksi yang akan dilakukan.